Pernah digigit lintah? Atau pernah terluka kena pisau, parang atau sejenisnya? Mungkin gak jadi masalah kalo kita sedang di rumah. P3K siap mengatasi. Tapi kalo kita sedang berwisata? Atau sedang jalan-jalan ke gunung, air terjun, sawah atau lainnya? Jangan kuatir. aku si 'tukang ngarit' bisa membantu.
Di kampungku terkenal dengan nama mbandotan. Gak tau asal usulnya. Yang jelas itu pantangan buat tukang ngarit, karena 'wedus gembel' (domba) gak mungkin mau memakannya. Dalam kehidupan tukang ngarit, tentu tak perlah lepas dari luka akibat kena sabit. Apalagi kalo musim hujan, darah yang keluar susah dihentikan. 'Lintah darat' (dikenal dengan istilah pacet) juga siap menyerang kapan saja. Yang bikin nggilani bekas gigitannya. Darah keluar susah dihentikan. Buruan dah cari mbandotan. Gini caranya:
1. Petik satu lembar daunnya, pilih yang muda dan lebar. Bersihkan.
ludahi beberapa kali (biar tambah mantab hehehe)
2. Digulung-gulung, tapi jangan sampai robek sampai 'lecek'
3. Dibuka kembali gulungannya, kemudian tempelkan di bekas luka tadi.
Jika darah masih mengalir maka ulangi dua atau tiga kali. Menurut pengalaman si tukang ngarit, darah dengan sukarela berhenti keluar.
Hal sederhana inipun pernah membuat seorang ustadz terheran-heran ketika sedang berwisata ke Situgunung, Sukabumi, ketika mendapat hadiah tergigit lintah di pahanya. Lintahnya dicabut, darahnya gak mau berhenti sampe 'pating ndlewer' di kaki beliau. Panik lah beliau.
Karena ini ilmu rahasia (diludahi hehehe), maka kuracik dengan sembunyi-sembunyi. Racikan beres, dan langsung ditempel. Alhamdulillah darah langsung berhenti keluar.
Saking takjubnya beliau sampai dibuat kuis pada perjalanan pulangnya. Tapi si tukang ngarit pura-pura tidur. Pengalaman yang indah.
Demikian sederek-sederek, semoga bermanfaat. Suwun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar