Senin, 11 Mei 2015

Tips Menghilangkan Kejenuhan Ketika Menjadi Bujang Lokal

Tidak semua hidup kita sesuai harapan. Banyak hal-hal yang terjadi di luar perkiraan kita, atau sudah kita perkirakan sebelumnya tapi tidak se'indah' yang dibayangkan. Itulah mungkin yang menjadikan kita tidak hidup seperti robot. Lebih banyak variase lebih dewasa kita dalam mensikapi kehidupan ini.

Tatkala kita menyaksikan film dengan berbagai variasinya, seharusnya minimal itu semua menjadikan pelajaran bagi kita. Ada manfaat yang kita petik, tidak sekedar hiburan atau mengisi waktu luang. Hidup kita adalah film itu sendiri. Rangkaian kisah yang sudah diatur sedemikian rupa sehingga bisa tidak film itu menjadikan kita menjadi orang-orang yang tidak dua kali terjatuh dalam lubang yang sama.

Mungkin sebagian orang yang ada di tempatku kerja pernah menjadi bujang lokal. Itu salah satu yang paling tidak diinginkan. Harus jauh dari anak istri yang disayangi, berjuang untuk tetap menjadi abdi yang baik walau harus benar-bendar 'mandiri'. Tidur sendiri, makan sendiri, dan serba kesendirian yang lain. Itulah....

Beda orang beda juga solusi yang ditawarkan, tergantung pada kepribadian dan kebiasaan orang tersebut. Tapi mungkin sepakat dari sekian solusi adalah menyibukkan diri. Sibuk menyelesaikan pekerjaan kantor dan berinovasi, itu super sekali. Sibuk nonton film, jalan-jalan, mancing, wisata kuliner dari warung ke warung atau memperbanyak kegiatan olah raga.

Semenjak marak batu akik, mungkin itu juga termasuk alternatif solusi. Tapi memang banyak manfaat yang bisa dipetik. Ilmu perbatuan bertambah, pembelahan dan penggosokan batu, mengurangi pengangguran karena bermunculan jasa gosok batu, dan sebagainya dan sebagainya.
Kalo aku pribadi memang mengatagorikan kegiatan positif asal boros. Mencari batu cantik di setiap gundukan pecahan batu menjadi seni tersendiri. Hanya bermodalkan lampu senter puluhan ribu sudah bisa hunting dari lapak satu ke lapak lainnya. Masalah hasil dapat batu murah dan berkualitas bukan prioritas. Yang penting ada kesenangan tersediri dan waktu terasa begitu cepat berlalu.
Syukur-syukur dapat batu yang cantik. Tapi memang jika berburu batu paling tidak sudah memiliki bekal. Agar kita tidak sembarang membeli yang pada akhirnya bisa mengecewakan dan menguras kantong karena selain harga batu juga kita harus membelah batu tersebut dan menggosoknya. Bisa jadi itu lebih mahal dari harga batu itu sendiri.

Silakan temen-temen kalo pingin mengetahui beberapa hal terkait batu, simak dalam tulisan yang akan datang. Sementara cukup sampai disini. Dan alhamdulillah menulis ini juga sudah cukup untuk menghilangkan kejenuhan sebagai bujang lokal alias bulok.

Sampai jumpa dan monggo...